Artikel Kesehatan

Mengatasi Risiko Plasenta Previa agar Kehamilan Tetap Sehat

Plasenta previa bisa jadi momok menakutkan bagi ibu hamil. Bayangkan saja, tiba-tiba mengalami pendarahan tanpa rasa sakit di trimester ketiga kehamilan! Situasi ini tentu sangat riskan, baik bagi sang ibu maupun si calon bayi. Namun jangan khawatir, plasenta previa sebenarnya bisa diatasi asalkan mendapat penanganan yang tepat. Yuk simak penjelasan lengkap tentang plasenta previa beserta cara mengatasinya!

Apa Itu Plasenta Previa?

Pertama, kita perlu paham dulu apa sebenarnya plasenta previa itu.

Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir bayi. Biasanya, plasenta menempel di dinding rahim bagian atas atau samping. Namun pada kasus plasenta previa, plasenta justru menempel di bagian bawah rahim sehingga menghalangi jalan lahir sang bayi.

Kondisi ini tentu sangat riskan karena bisa menyebabkan pendarahan hebat saat melahirkan. Bayi jadi sulit lahir karena terhalang plasenta, sementara ibu bisa mengalami syok akibat kehilangan banyak darah.

Mengenali Gejala-Gejala Plasenta Previa

Lantas, bagaimana kita bisa tahu kalau menderita plasenta previa? Berikut adalah gejala-gejala yang perlu diwaspadai:

  • Perdarahan dari vagina tanpa disertai rasa nyeri atau kram. Darahnya berwarna merah terang.
  • Perdarahan biasanya baru terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu.
  • Perdarahan bisa berhenti lalu mulai lagi beberapa hari kemudian.
  • Terkadang disertai kram atau kontraksi ringan di perut, punggung, atau pinggang.
  • Jumlah perdarahan tidak tentu, kadang sedikit kadang banyak.

Jika mengalami gejala-gejala di atas, segera hubungi dokter kandungan. Jangan ditunda-tunda ya!

Bahaya yang Bisa Timbul dari Plasenta Previa

Mengapa plasenta previa begitu berbahaya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:

1. Ancaman syok dan kelahiran prematur pada ibu

Perdarahan hebat akibat plasenta previa bisa menyebabkan ibu mengalami syok karena kekurangan darah. Selain itu, dokter terpaksa melakukan tindakan persalinan segera sebelum waktunya agar bayi selamat. Akibatnya, ibu berisiko melahirkan prematur.

2. Risiko kelahiran prematur dan komplikasi pada bayi

Karena terpaksa dilahirkan lebih awal, si bayi berisiko lahir prematur dengan berat badan kurang ideal. Bayi prematur rentan mengalami komplikasi kesehatan seperti gangguan pernapasan, infeksi, hingga cacat seumur hidup.

Cara Mengatasi Plasenta Previa Agar Ibu dan Bayi Selamat

Nah, setelah paham risikonya, bagaimana sih mengatasi plasenta previa? Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

1. Membatasi aktivitas dan banyak istirahat

Ibu hamil disarankan untuk membatasi aktivitas berat yang bisa memicu perdarahan. Sebaiknya banyak istirahat dan hindari stres.

2. Persalinan Caesar jika perdarahan tak terkendali

Jika perdarahan terus berlanjut dan tak terkendali, dokter akan segera melakukan operasi Caesar agar bayi bisa lahir dengan selamat.

3. Transfusi darah jika kehilangan banyak darah

Untuk mencegah syok, ibu akan diberikan transfusi darah guna mengganti darah yang hilang akibat perdarahan.

4. Obat-obatan tertentu

Dokter juga bisa memberikan obat-obatan tertentu untuk mencegah kontraksi rahim agar kehamilan bisa dipertahankan lebih lama.

Langkah yang Harus Dilakukan saat Mengalami Gejala

Jadi, apa yang harus dilakukan jika mengalami gejala plasenta previa selama hamil? Berikut langkah bijak yang bisa diambil:

  • Segera hubungi dokter kandungan begitu mengalami perdarahan agar segera mendapat penanganan.

  • Segera hubungi dokter kandungan begitu mengalami perdarahan agar segera mendapat penanganan.

  • Jika perdarahan sangat parah, segera pergi ke rumah sakit. Jangan menunggu lama, karena darurat!

  • Hindari aktivitas fisik berat yang bisa memicu perdarahan, dan istirahatlah lebih banyak.

  • Ikuti anjuran dokter, jangan lakukan hubungan intim, penggunaan tampon, atau douching.

  • Jika dokter menyarankan rawat inap, patuhi petunjuk yang diberikan selama perawatan di rumah sakit.

  • Minum obat yang diresepkan dokter secara teratur agar kondisi stabil.

  • Lakukan pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi kehamilan.

  • Jika kondisi ibu dan janin baik, dokter mungkin akan berupaya mempertahankan kehamilan selama mungkin dengan pemberian obat tertentu.

  • Jika perdarahan tak terkendali, dokter mungkin menyarankan melahirkan lebih awal dengan operasi Caesar.

  • Diskusikan rencana perawatan lebih lanjut dengan dokter kandungan agar merasa tenang dan siap menghadapi kondisi ini.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai langkah terbaik menghadapi plasenta previa. Dengan penanganan yang tepat, ibu dan bayi tetap berpeluang selamat meski kondisinya cukup riskan.

Kesimpulan

Plasenta previa merupakan kondisi abnormal di mana plasenta menutupi jalan lahir bayi. Kondisi ini menyebabkan pendarahan yang membahayakan keselamatan ibu dan bayi.

Gejalanya antara lain perdarahan tanpa rasa sakit pada trimester ketiga, dan bisa terjadi berulang kali. Jika tidak ditangani dengan tepat, ibu berisiko mengalami syok dan melahirkan prematur. Sementara bayi berisiko lahir prematur dan mengalami komplikasi kesehatan.

Untuk mengatasinya, ibu perlu banyak istirahat, menghindari aktivitas berat, dan menuruti petunjuk dokter. Jika perdarahan parah, persalinan Caesar mungkin diperlukan agar bayi selamat. Transfusi darah juga diberikan jika ibu kehilangan banyak darah.

Jadi, jangan panik jika terdiagnosa plasenta previa. Dengan penanganan yang tepat dari dokter, kehamilan tetap berpeluang berjalan lancar hingga melahirkan dengan selamat. Kuncinya adalah konsultasi rutin ke dokter kandungan dan menuruti semua petunjuknya. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuan para ibu hamil tentang plasenta previa. Selamat berjuang!

Comments