Artikel Bisnis dan Pekerjaan

Panduan Lengkap Pembiayaan Konsumen: Cara Kerja, Keuntungan, dan Risikonya

Kamu pasti pernah dengar tentang kata "pembiayaan konsumen" atau sering disebut Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPKB) atau kredit motor dan mobil. Nah, pembiayaan konsumen ini ternyata tidak hanya untuk kendaraan bermotor saja lho!

Pembiayaan konsumen bisa juga digunakan untuk membeli barang-barang elektronik, perabotan, peralatan pertanian, dan masih banyak lagi. Jadi intinya, pembiayaan konsumen adalah solusi pembiayaan yang bisa kamu gunakan untuk membeli barang impianmu dengan sistem pembayaran angsuran.

Di artikel ini, kita akan bahas secara lengkap tentang pembiayaan konsumen, mulai dari pengertian, cara kerjanya, keuntungan dan risikonya, serta tips agar terhindar dari risiko pembiayaan konsumen. Yuk, simak artikelnya sampai selesai!

Apa Itu Pembiayaan Konsumen?

Sebelum masuk ke pembahasan lebih detail, kita perlu pahami dulu apa sih pembiayaan konsumen itu sebenarnya?

Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, pembiayaan konsumen adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran atau berkala oleh konsumen.

Jadi, intinya pembiayaan konsumen memungkinkan kamu untuk membeli barang yang kamu butuhkan, tanpa harus membayar lunas atau secara tunai. Kamu cukup membayar secara angsuran atau berkala kepada perusahaan pembiayaan konsumen.

Perusahaan pembiayaan konsumen akan menyediakan dana untuk pembelian barang yang kamu inginkan. Setelah itu, kamu tinggal mengangsur pembayarannya sesuai kesepakatan.

Produk Apa Saja yang Bisa Dibiayai?

Pembiayaan konsumen bisa digunakan untuk membiayai berbagai macam produk, di antaranya:

  • Kendaraan bermotor, seperti mobil, motor, dan sepeda motor listrik
  • Elektronik, seperti TV, kulkas, AC, komputer, dan smartphone
  • Perabotan dan peralatan rumah tangga, seperti sofa, lemari, mesin cuci, dispenser, dan kasur
  • Alat pertanian, seperti traktor, mesin perontok padi, dan alat penyemprot hama
  • Alat musik, seperti gitar, drum, piano, biola, dan saxophone
  • Peralatan kedokteran untuk klinik dan rumah sakit
  • Mesin dan peralatan untuk usaha, seperti mesin jahit dan oven roti

Jadi banyak kan produk yang bisa dibiayai dengan skema pembiayaan konsumen? Hampir semua barang yang kamu butuhkan bisa dicicil dengan fasilitas ini.

Aturan Main Pembiayaan Konsumen di Indonesia

Sebelum mengajukan pembiayaan konsumen, kamu perlu tahu dulu aturan main dan regulasi yang mengatur layanan pembiayaan konsumen di Indonesia.

Beberapa aturan penting terkait pembiayaan konsumen di antaranya:

  • Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan
  • POJK Nomor 31/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Pembiayaan Konsumen oleh Perusahaan Pembiayaan
  • POJK Nomor 30/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Pembiayaan
  • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan
  • Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank dan Pengawasannya

Intinya, pembiayaan konsumen di Indonesia hanya boleh diselenggarakan oleh perusahaan pembiayaan yang memiliki izin usaha dari OJK. Perusahaan pembiayaan ini juga wajib menaati aturan main yang ditetapkan regulator.

Nah, setelah mengetahui definisi dan aturan mainnya, sekarang kita bahas lebih detail tentang cara kerja pembiayaan konsumen ini.

Cara Kerja Pembiayaan Konsumen

Berikut ini adalah alur atau tahapan proses pembiayaan konsumen secara umum:

1. Ajukan Permohonan Kredit

Langkah pertama tentu saja mengajukan permohonan kredit pembiayaan konsumen ke perusahaan pembiayaan yang kamu pilih. Umumnya kamu bisa mengajukan permohonan di kantor cabang perusahaan atau melalui website/aplikasi fintech.

Dokumen yang biasa diminta saat pengajuan kredit antara lain:

  • Fotokopi KTP
  • Fotokopi kartu keluarga
  • Slip gaji atau bukti penghasilan lainnya
  • Fotokopi rekening tabungan 3 bulan terakhir
  • Data penanggung (jika ada)

2. Survey dan Analisis Kredit

Setelah kamu mengajukan permohonan kredit, pihak perusahaan pembiayaan akan melakukan survey dan analisis kredit. Mereka akan menilai kelayakan kamu untuk mendapat pembiayaan berdasarkan penghasilan, pekerjaan, uang muka, jaminan, dan faktor lainnya.

Proses survey dan analisis kredit biasanya memakan waktu 1-7 hari kerja. Jadi bersabarlah menunggu hasil analisis kreditnya ya.

3. Persetujuan Kredit

Jika kredit kamu disetujui, pihak perusahaan pembiayaan akan menghubungi kamu untuk melakukan negosiasi persyaratan kredit, seperti:

  • Jumlah pembiayaan
  • Uang muka
  • Jangka waktu kredit
  • Angsuran per bulan
  • Agunan yang disyaratkan

Pastikan kamu paham dan setuju dengan seluruh persyaratan kredit yang ditawarkan sebelum menandatangani perjanjian.

4. Penandatanganan Perjanjian

Jika kamu setuju dengan persyaratan kredit yang ditawarkan, langkah selanjutnya adalah menandatangani perjanjian kredit beserta dokumen-dokumen lainnya, seperti:

  • Akad pembiayaan
  • Jaminan fidusia
  • Kuitansi angsuran
  • Surat kuasa potong gaji (jika ada)

Baca baik-baik semua dokumen sebelum kamu tandatangani ya. Pastikan tidak ada klausul yang merugikan di dalamnya.

5. Pencairan Dana

Setelah perjanjian ditandatangani, pihak perusahaan pembiayaan akan mencairkan dana ke rekeningmu atau ke rekening penjual barang yang akan kamu beli.

6. Serah Terima Barang

Kemudian, penjual barang akan menyerahkan barang yang sudah kamu beli kepadamu. Periksa kondisi barang saat serah terima ya agar sesuai dengan pesanan.

7. Pembayaran Angsuran

Selanjutnya, kamu tinggal membayar angsuran setiap bulannya ke perusahaan pembiayaan sesuai jumlah dan jangka waktu yang disepakati di awal perjanjian.

8. Pelunasan Kredit

Pembayaran angsuran terus berlanjut sampai jumlah angsuran yang dibayarkan mencapai total pembiayaan. Setelah itu, kreditmu lunas dan perjanjian berakhir. Kamu berhak mendapatkan dokumen kepemilikan barang.

Nah, itu dia alur proses pembiayaan konsumen dari awal hingga akhir. Cukup mudah dan simpel kan?

Selanjutnya, kita akan bahas apa saja keuntungan menggunakan skema kredit pembiayaan konsumen ini.

Apa Saja Keuntungan Pembiayaan Konsumen?

Berikut ini adalah beberapa keuntungan jika kamu memilih pembiayaan konsumen, di antaranya:

1. Tidak Perlu Bayar Tunai

Keuntungan paling utama tentu saja kamu tidak perlu membayar harga barang secara tunai dan lunas. Cukup dengan uang muka, kamu bisa membeli barang idaman dengan mengangsur sisanya setiap bulan.

Angsuran bulanan tentu jauh lebih ringan dibanding harus membayar tunai berjuta-juta rupiah sekaligus.

2. Pembayaran Angsuran Ringan

Pembiayaan konsumen memungkinkan kamu untuk menikmati barang yang dibeli sekaligus membayar secara angsuran dalam jumlah yang lebih kecil dan terjangkau setiap bulannya.

Jumlah angsuran sudah disesuaikan dengan kemampuan membayar konsumen.

3. Proses Mudah dan Cepat

Proses pengajuan hingga pencairan dana pembiayaan konsumen umumnya lebih singkat dibanding kredit bank. Bisa diproses dalam hitungan hari saja.

Syarat dan ketentuannya juga tidak serumit kredit bank.

4. Bunga Terjangkau

Bunga atau imbal hasil yang dibebankan untuk pembiayaan konsumen umumnya lebih rendah dibanding bunga kredit di bank. Kisaran bunga pembiayaan konsumen saat ini antara 5-15% per tahun.

5. Dapat Memiliki Barang Sekarang

Dengan fasilitas pembiayaan konsumen, kamu bisa memiliki dan menikmati barang yang kamu inginkan saat ini juga, tanpa harus menunggu bertahun-tahun untuk menabung.

Misalnya, kamu bisa segera memiliki mobil atau motor impian yang selama ini masih belum mampu dibeli secara tunai.

Nah, itu dia berbagai keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan menggunakan skema pembiayaan konsumen. Selain keuntungan di atas, tentu ada juga risiko yang perlu kamu ketahui.

Apa Saja Risiko dari Pembiayaan Konsumen?

Meski memiliki banyak keuntungan, pembiayaan konsumen juga tidak sepenuhnya tanpa risiko. Beberapa risiko yang perlu diwaspadai antara lain:

1. Keterlambatan atau Gagal Bayar Angsuran

Risiko yang paling umum dalam pembiayaan konsumen adalah keterlambatan atau gagal bayar angsuran oleh konsumen.

Hal ini bisa terjadi jika konsumen mengalami penurunan kemampuan keuangan atau pemotongan penghasilan. Jika sudah menunggak 2-3 bulan angsuran, biasanya pihak perusahaan pembiayaan akan menagih dengan tegas.

2. Penarikan Barang oleh Perusahaan Pembiayaan

Jika gagal bayar berlarut-larut dan konsumen tidak mampu menyelesaikan tunggakan angsurannya, maka pihak perusahaan pembiayaan berhak menarik barang yang dibiayai sebagai jaminan.

Misalnya, jika yang dibiayai adalah mobil, maka mobil bisa ditarik kembali oleh perusahaan pembiayaan jika konsumen wanprestasi.

3. Risiko Kredit Tinggi

Pembiayaan konsumen memiliki risiko kredit yang lebih tinggi karena sangat bergantung pada kemampuan dan kedisiplinan konsumen dalam membayar angsuran. Jika banyak konsumen yang gagal bayar, kerugian perusahaan pembiayaan bisa besar.

4. Tidak Semua Konsumen Disetujui

Tidak semua konsumen yang mengajukan permohonan kredit otomatis disetujui. Pihak perusahaan pembiayaan akan melakukan analisis kredit untuk menilai kelayakan konsumen. Jika hasilnya tidak layak, maka permohonan kredit bisa ditolak.

Nah, itu dia risiko-risiko yang perlu diwaspadai dalam pembiayaan konsumen. Agar terhindar dari risiko-risiko tersebut, berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan.

5 Tips Menghindari Risiko Pembiayaan Konsumen

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk meminimalkan risiko pembiayaan konsumen:

1. Pilih Perusahaan Pembiayaan Terpercaya

Pastikan untuk mengajukan pembiayaan konsumen hanya ke perusahaan pembiayaan yang sudah jelas legalitas dan reputasinya. Hindari perusahaan abal-abal yang tidak jelas latar belakangnya.

Pilih perusahaan pembiayaan yang sudah memiliki izin resmi dari OJK dan sudah berpengalaman bertahun-tahun di industri pembiayaan konsumen.

2. Kalkulasi Kemampuan Bayar Angsuran

Sebelum mengajukan pembiayaan konsumen, hitung dulu secara cermat berapa kemampuan kamu membayar angsuran per bulan. Usahakan jumlah angsuran tidak melebihi 30% dari penghasilan rutinmu setiap bulan.

3. Siapkan Dana Cadangan

Siapkan dana cadangan atau tabungan untuk mengantisipasi jika suatu saat terjadi hal yang tidak terduga seperti pemotongan penghasilan atau pemutusan hubungan kerja.

Dana cadangan ini bisa dipakai untuk menutupi angsuran jika terjadi kesulitan keuangan.

4. Dapatkan Asuransi Perlindungan

Tanyakan kepada perusahaan pembiayaan apakah tersedia paket asuransi perlindungan pembiayaan konsumen. Asuransi ini bisa melindungi jika terjadi musibah seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, atau meninggal dunia.

5. Disiplin Membayar Angsuran

Yang terakhir, tetap disiplin membayar angsuran tepat waktu setiap bulannya. Jangan sampai terjadi keterlambatan apalagi tunggakan angsuran. Dengan membayar tepat waktu, risiko gagal bayar tentu bisa dihindari.

Kesimpulan

Demikian ulasan lengkap seputar pembiayaan konsumen, mulai dari pengertian, cara kerja, keuntungan, risiko, hingga tips menghindari risikonya.

Secara singkat, pembiayaan konsumen adalah skema pembiayaan untuk membeli berbagai kebutuhan konsumen secara angsuran. Pembiayaan konsumen memudahkan masyarakat untuk mendapatkan barang yang diinginkan tanpa harus membayar secara tunai.

Meski demikian, pastikan untuk memahami risikonya dan menerapkan manajemen risiko yang baik agar terhindar dari masalah di kemudian hari. Pilihlah perusahaan pembiayaan terpercaya dan hitung dengan cermat kemampuan membayar angsuran sebelum mengajukannya.

Dengan memahami seluk-beluk pembiayaan konsumen, kamu bisa memanfaatkan skema ini dengan bijak untuk memiliki barang impian dengan lebih mudah. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan lengkap seputar pembiayaan konsumen bagi kamu!

Comments