Pembiayaan Adalah Upaya untuk Mewujudkan Impian
Apa sih pembiayaan itu? Pembiayaan adalah bentuk pinjaman uang yang diberikan oleh lembaga keuangan, seperti bank atau koperasi, untuk membantu mewujudkan impian. Ya, impian seperti rumah idaman, bisnis yang diinginkan, biaya pendidikan, dan lain-lain.
Pembiayaan hadir dengan beragam pilihan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan. Ada pembiayaan konsumtif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pembiayaan produktif untuk mengembangkan usaha, hingga pembiayaan syariah yang sesuai prinsip Islam.
Penasaran dengan seluk-beluk pembiayaan? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!
Pengertian Pembiayaan Menurut Para Ahli
Sebelum bahas lebih jauh, kita perlu pahami dulu pengertian pembiayaan itu apa. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Pengertian lain juga dikemukakan para ahli, di antaranya:
Menurut M. Syafi'i Antonio, pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.
Menurut Muhammad, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Menurut Rivai dan Arifin, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pada dasarnya adalah penyediaan dana oleh lembaga keuangan, seperti bank, kepada pihak yang membutuhkan dana. Dana tersebut harus dikembalikan dengan disertai imbalan atau bagi hasil dalam jangka waktu yang telah disepakati.
Tujuan dan Manfaat Pembiayaan
Lantas, untuk apa sih pembiayaan itu ada? Pembiayaan memiliki beberapa tujuan dan manfaat, di antaranya:
Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik untuk investasi maupun modal kerja.
Memungkinkan nasabah untuk melakukan pengadaan barang yang dibutuhkan secara tunai.
Meningkatkan daya guna uang.
Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Meningkatkan daya guna barang.
Meningkatkan peredaran barang.
Sebagai alat stabilitas ekonomi.
Meningkatkan kegairahan berusaha.
Meningkatkan pemerataan pendapatan.
Meningkatkan hubungan internasional.
Jadi bisa dibilang, pembiayaan itu bertujuan untuk membantu perekonomian berjalan dengan memberikan kemudahan akses dana bagi mereka yang membutuhkan. Pembiayaan sangat bermanfaat bagi pelaku usaha maupun masyarakat umum.
Jenis-Jenis Pembiayaan
Pembiayaan sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penggunaannya. Berikut adalah jenis-jenis pembiayaan yang biasa ditawarkan lembaga keuangan:
1. Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang umumnya bersifat perorangan. Contoh pembiayaan konsumtif antara lain:
- Kredit pemilikan rumah (KPR)
- Kredit pemilikan mobil
- Kredit pemilikan motor
- Kredit perabot dan elektronik rumah tangga
- Kredit pendidikan
Ciri-ciri pembiayaan konsumtif:
- Digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
- Bersifat perorangan, bukan untuk usaha
- Jangka waktu relatif pendek, biasanya di bawah 5 tahun
- Prosesnya mudah dan cepat
- Umumnya membutuhkan agunan untuk meminimalkan risiko
Contoh: Ahmad ingin membeli mobil baru untuk keperluan keluarga. Dia pun mengajukan kredit pemilikan mobil di bank selama 5 tahun. Ini termasuk pembiayaan konsumtif.
2. Pembiayaan Produktif
Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang digunakan untuk tujuan produktif, yaitu untuk pengadaan barang-barang modal serta perluasan atau pendirian proyek/usaha. Contoh pembiayaan produktif:
- Pembiayaan modal kerja
- Pembiayaan investasi
- Pembiayaan rehabilitasi
- Pembiayaan perluasan usaha
- Pembiayaan pengadaan mesin atau peralatan
- Pembiayaan ekspor impor
Ciri-ciri pembiayaan produktif:
- Digunakan untuk pengadaan barang modal dan pengembangan usaha
- Bersifat usaha atau proyek
- Jangka waktu relatif panjang, di atas 5 tahun
- Prosesnya lebih rumit karena penilaian kelayakan usaha
- Umumnya mensyaratkan agunan yang lebih besar
Contoh: Untuk mengembangkan usaha konveksinya, Anton mengajukan pembiayaan investasi ke bank untuk pembelian mesin jahit baru senilai 50 juta rupiah dengan jangka waktu 7 tahun. Ini merupakan contoh pembiayaan produktif.
3. Pembiayaan Syariah
Pembiayaan syariah adalah pembiayaan yang tunduk pada ketentuan syariah Islam, tanpa adanya unsur riba. Jenis produk pembiayaan syariah antara lain:
- Murabahah, jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati
- Mudharabah, kerja sama antara pemilik dana dan pengelola usaha
- Musyarakah, kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
- Ijarah, sewa menyewa atas suatu barang dan/atau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa
Ciri-ciri pembiayaan syariah:
- Berdasarkan prinsip syariah Islam
- Tidak menggunakan sistem bunga, tapi bagi hasil atau margin keuntungan
- Produknya menggunakan skema jual-beli, sewa-menyewa, atau kerja sama usaha
- Terdapat Dewan Pengawas Syariah yang memastikan kepatuhan pada syariah
Contoh: Udin membuka usaha konveksi baju muslim bersama Rafli, temannya. Mereka mengajukan pembiayaan Musyarakah ke bank syariah senilai 100 juta rupiah untuk modal usaha dengan nisbah bagi hasil 60:40. ini adalah contoh pembiayaan syariah.
4. Pembiayaan Multiguna
Pembiayaan multiguna atau multi purpose financing adalah jenis pembiayaan yang bersifat umum, dapat digunakan oleh nasabah untuk berbagai kebutuhan. Contoh penggunaannya:
- Modal kerja
- Investasi usaha
- Pembelian barang konsumsi
- Biaya pendidikan
- Perbaikan rumah
- Kebutuhan lainnya
Ciri-ciri pembiayaan multiguna:
- Tujuan penggunaan dana bersifat umum, tidak dibatasi
- Jangka waktu fleksibel, bisa jangka pendek atau panjang
- Plafon dana disesuaikan dengan kebutuhan
- Agunan yang disyaratkan juga bervariasi tergantung plafon
Contoh: Toni mengajukan pembiayaan multiguna di koperasi untuk berbagai keperluan, seperti modal usaha, biaya kuliah, dan renovasi rumah. Ini merupakan contoh pemanfaatan pembiayaan multiguna.
Membedakan Pembiayaan Produktif dan Konsumtif
Dari berbagai jenis pembiayaan di atas, pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif adalah dua jenis yang paling sering digunakan oleh masyarakat.
Lantas, apa sih perbedaan antara keduanya? Yuk kita lihat lebih detail:
Perbedaan Tujuan Penggunaan
Yang paling mendasar, pembiayaan produktif dan konsumtif berbeda dalam hal tujuan penggunaannya:
Pembiayaan produktif digunakan untuk kepentingan usaha atau investasi yang menghasilkan profit.
Pembiayaan konsumtif digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi yang sifatnya tidak produktif.
Jadi pembiayaan produktif berorientasi profit, sedangkan pembiayaan konsumtif lebih ke pemenuhan kebutuhan pribadi.
Jangka Waktu Pembiayaan
Kedua jenis pembiayaan ini juga berbeda dalam hal jangka waktu:
Pembiayaan produktif biasanya berjangka waktu panjang, di atas 5 tahun. Hal ini disesuaikan dengan investasi usaha yang membutuhkan waktu untuk menghasilkan keuntungan.
Pembiayaan konsumtif umumnya berjangka pendek, di bawah 5 tahun. Ini karena untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang sifatnya jangka pendek.
Jadi pembiayaan produktif lebih panjang durasinya dibanding pembiayaan konsumtif.
Keuntungan Finansial
Selanjutnya, kedua jenis pembiayaan ini berbeda dalam hal potensi keuntungan:
Pembiayaan produktif berpotensi memberikan keuntungan finansial bagi nasabah dari hasil investasi yang dibiayai.
Pembiayaan konsumtif tidak langsung memberikan keuntungan finansial, hanya memenuhi kebutuhan konsumsi nasabah.
Jadi pembiayaan produktif lebih menjanjikan hasil finansial dibanding pembiayaan konsumtif.
Jaminan
Terakhir, perbedaan lainnya terletak pada jaminan yang disyaratkan:
Pembiayaan produktif biasanya mensyaratkan jaminan yang lebih besar karena plafon dan risikonya juga lebih tinggi.
Pembiayaan konsumtif jaminannya lebih kecil karena plafon dan risikonya juga lebih rendah.
Jadi, pembiayaan produktif cenderung lebih ketat dalam hal persyaratan jaminan.
Nah, itu dia perbedaan utama antara pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif yang perlu dipahami sebelum mengajukannya. Pastikan pilih yang sesuai dengan rencana dan kemampuan ya!
Contoh Penggunaan Pembiayaan Produktif
Setelah paham perbedaannya dengan pembiayaan konsumtif, sekarang kita bahas contoh pemanfaatan pembiayaan produktif. Berikut adalah beberapa contoh kegiatan usaha yang dapat didanai dengan pembiayaan produktif:
1. Modal Kerja
Pembiayaan modal kerja dapat digunakan untuk:
- Pembelian bahan baku atau barang dagangan
- Pembayaran gaji karyawan
- Pembayaran sewa, listrik, air, dan operasional kantor
- Pembelian peralatan kerja
Dengan modal kerja yang cukup, perusahaan bisa beroperasi optimal sehingga produktivitas meningkat.
2. Investasi Usaha
Pembiayaan investasi dapat digunakan untuk:
- Pembelian mesin atau peralatan produksi
- Pengadaan tanah, gedung, atau bangunan pabrik
- Perluasan lini produksi
- Pembukaan cabang baru
- Pengembangan produk baru
Investasi yang tepat sasaran akan meningkatkan kapasitas produksi dan kemampuan bersaing perusahaan.
3. Pengadaan Mesin dan Peralatan
Pembiayaan juga bisa digunakan khusus untuk:
- Pembelian mesin produksi dengan teknologi baru
- Pengadaan peralatan dan perkakas kerja
- Pembelian kendaraan operasional
- Pengadaan teknologi informasi
Adopsi mesin dan peralatan baru dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
4. Pengembangan Produk Baru
Selain itu, pembiayaan produktif dapat dimanfaatkan untuk:
- Penelitian dan pengembangan produk baru
- Pengembangan kemasan dan branding produk
- Promosi dan pemasaran produk baru
- Memperoleh sertifikasi produk
Inovasi produk baru penting agar perusahaan tetap kompetitif di pasar.
Itulah beberapa contoh pemanfaatan pembiayaan produktif untuk mengembangkan bisnis UKM. Pastikan gunakan pembiayaan secara tepat sasaran ya!
Tips Cermat Dalam Menggunakan Fasilitas Pembiayaan
Nah, setelah paham berbagai hal tentang pembiayaan, ada baiknya kita cermat dalam memanfaatkan fasilitas pembiayaan. Berikut tipsnya:
1. Pahami Kemampuan Membayar Kembali
Sebelum mengajukan pembiayaan, kita harus memproyeksikan kemampuan membayar kembali di masa mendatang. Jangan sampai terjebak kredit macet karena tidak bisa bayar cicilan. Pahami juga risiko fluktuasi pendapatan yang bisa terjadi.
2. Bandingkan Suku Bunga Pinjaman
Bandingkan suku bunga kredit yang ditawarkan berbagai lembaga keuangan. Pilih yang suku bunganya paling rendah namun tetap dalam batas kemampuan kita. Hitung juga biaya admin dan provisi yang dibebankan.
3. Pilih Jenis Pembiayaan yang Tepat
Sesuaikan jenis pembiayaan yang diajukan dengan rencana penggunaan dananya. Jangan sampai salah guna dana pembiayaan. Usahakan menghasilkan keuntungan dari pembiayaan produktif yang diambil.
4. Waspadai Kredit Macet
Hindari kredit macet dengan disiplin membayar angsuran tepat waktu. Jika mengalami kesulitan keuangan, segera laporkan ke pihak bank untuk mencari solusi bersama. Jaga hubungan baik dengan pihak bank.
Kesimpulan
Demikian ulasan panjang lebar mengenai pembiayaan, mulai dari pengertian, jenis, hingga tips cermat dalam menggunakannya.
Beberapa kesimpulan yang bisa diambil:
Pembiayaan adalah fasilitas pinjaman uang dari lembaga keuangan untuk membantu mewujudkan kebutuhan dan impian.
Terdapat beragam jenis pembiayaan seperti konsumtif, produktif, syariah, dan multiguna. Pahami tujuan dan kegunaan masing-masing.
Pembiayaan produktif lebih ditujukan untuk investasi bisnis yang menghasilkan keuntungan. Sementara pembiayaan konsumtif untuk memenuhi kebutuhan pribadi.
Gunakan pembiayaan dengan bijak sesuai kemampuan dan rencana penggunaan dana agar tidak terjadi kredit macet.
Lakukan survei suku bunga sebelum memutuskan pembiayaan di bank tertentu.
Dengan memahami seluk-beluk pembiayaan, kita bisa memanfaatkannya dengan lebih tepat guna untuk mewujudkan target keuangan dan bisnis. Semoga artikel ini bermanfaat!
Comments