Artikel Bisnis dan Pekerjaan

Pelita Air Dikuasai Pertamina, BUMN Raksasa Energi Indonesia

Apa kabar para pembaca setia blog saya? Kali ini saya akan membahas tentang maskapai penerbangan baru bernama Pelita Air yang kini dikuasai oleh Pertamina.

Pelita Air merupakan maskapai penerbangan yang baru beroperasi pada tahun 2021. Meski terbilang pendatang baru, Pelita Air langsung menjadi perbincangan karena ternyata dimiliki oleh Pertamina, BUMN raksasa energi Indonesia.

Lantas, bagaimana kronologi Pertamina mengakuisisi Pelita Air? Apa latar belakangnya? Yuk simak pembahasan lengkapnya di artikel ini!

Pelita Air Dikuasai Penuh oleh Pertamina

Merujuk data resmi, Pelita Air dimiliki sepenuhnya oleh PT Pertamina (Persero). Saham Pelita Air 100% dipegang oleh perusahaan migas pelat merah ini.

PT Pertamina sendiri adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor energi. Pertamina dikenal sebagai perusahaan minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia.

Pertamina menguasai hampir semua sektor hulu migas di Indonesia, mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, sampai dengan pemasaran. Jadi bisa dibilang, bisnis minyak dan gas di negeri ini dikuasai oleh raksasa BUMN ini.

Dengan kekuatan dan modal yang dimiliki Pertamina, wajar saja jika mereka kini melebarkan sayap ke bisnis maskapai penerbangan lewat akuisisi Pelita Air.

Latar Belakang Pertamina Akuisisi Pelita Air

Lantas apa latar belakang Pertamina mengakuisisi Pelita Air? Berikut beberapa alasan yang mendasari langkah korporasi BUMN ini:

1. Mendukung Visi Menjadi Perusahaan Energi Kelas Dunia

Pertamina memiliki visi menjadi perusahaan energi kelas dunia. Oleh karena itu, Pertamina terus berupaya melakukan transformasi bisnis.

Salah satu strategi transformasi Pertamina adalah dengan melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha. Mereka tidak hanya fokus di sektor hulu migas, tapi juga mengembangkan sayap ke sektor-sektor terkait energi lainnya.

Dengan mengakuisisi Pelita Air, Pertamina melebarkan bisnisnya ke sektor transportasi udara. Langkah ini sejalan dengan visi Pertamina menjadi perusahaan energi terintegrasi kelas dunia.

2. Mengoptimalkan Lapangan Usaha Lain Selain Migas

Selain minyak dan gas, Pertamina juga punya bisnis di sektor panas bumi, listrik, petrokimia, dan lainnya. Namun kontribusi dari sektor non-migas masih relatif kecil dibanding migas.

Oleh karena itu Pertamina terus berupaya mengoptimalkan lapangan usaha di luar migas, salah satunya dengan ekspansi ke bisnis penerbangan melalui Pelita Air.

Dengan menambah lini bisnis baru, Pertamina bisa mendiversifikasi portofolio bisnisnya. Jika suatu saat bisnis migas menurun, Pertamina tetap bisa mengandalkan lini bisnis lainnya.

3. Merambah ke Bisnis Penerbangan yang Prospektif

Selain sebagai diversifikasi bisnis, langkah Pertamina mengakuisisi Pelita Air juga dilatarbelakangi prospek cerah industri penerbangan di Indonesia ke depannya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif mendorong peningkatan pergerakan orang maupun barang di berbagai daerah. Ini tentu meningkatkan kebutuhan jasa transportasi, tak terkecuali transportasi udara.

Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ribuan pulau yang tersebar. Transportasi udara jadi penting untuk menghubungkan berbagai daerah di Indonesia.

Oleh karena itu, bisnis penerbangan dinilai sangat prospektif dan menjanjikan keuntungan jangka panjang. Dengan mengakuisisi Pelita Air, Pertamina bisa meraup peluang bisnis yang ada di sektor penerbangan Indonesia.

Prospek Pelita Air ke Depan Setelah Diakuisisi Pertamina

Pelita Air resmi beroperasi sejak November 2021. Maskapai ini menargetkan penerbangan perdana ke Balikpapan pada 24 November 2021.

Hingga saat ini Pelita Air baru melayani penerbangan domestik di sejumlah rute seperti Jakarta-Balikpapan, Jakarta-Banjarmasin, dan Jakarta-Pangkalan Bun.

Di masa mendatang, Pelita Air diperkirakan akan terus berkembang pesat dengan backing dari Pertamina. Berikut prospek Pelita Air ke depan:

1. Jaringan Rute Bertambah Luas

Saat ini Pelita Air baru melayani beberapa rute penerbangan domestik di Pulau Jawa dan Kalimantan. Ke depannya diperkirakan jaringan rute Pelita Air akan semakin meluas.

Pelita Air bisa terbang ke kota-kota besar di berbagai pulau di Indonesia, seperti Medan, Makassar, Manado, Mataram, dan lainnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan mereka membuka rute internasional.

Dengan dukungan modal dan kekuatan finansial Pertamina, ekspansi rute Pelita Air bisa berjalan lebih cepat. Apalagi Pertamina sendiri memiliki banyak kantor dan kilang di berbagai daerah yang bisa menjadi basis operasi Pelita Air.

2. Armada Pesawat Bertambah Banyak

Saat ini Pelita Air baru mengoperasikan 2 pesawat jenis ATR 72-600. Jumlah armada diperkirakan akan terus bertambah seiring perluasan jaringan rute yang dilakukan.

Pelita Air bisa menambah armada dengan berbagai tipe pesawat sesuai kebutuhan, baik pesawat kecil untuk rute pendek atau pesawat besar untuk rute sibuk. Pesawat-pesawat baru bisa didatangkan baik melalui pembelian maupun sewa.

Dengan armada yang terus bertambah, Pelita Air bisa melayani lebih banyak penerbangan setiap harinya. Ini tentu akan meningkatkan kapasitas dan pangsa pasar Pelita Air di industri penerbangan dalam negeri.

3. Jumlah Penumpang Meningkat Pesat

Saat ini jumlah penumpang Pelita Air masih terbatas karena mereka baru beroperasi beberapa bulan. Namun ke depannya, jumlah penumpang Pelita Air diproyeksikan meningkat pesat.

Hal ini didukung oleh rencana perluasan rute dan armada yang agresif. Dengan jangkauan yang lebih luas, lebih banyak masyarakat Indonesia yang bisa menggunakan jasa Pelita Air.

Apalagi reputasi Pertamina sebagai BUMN terbesar di Indonesia juga akan menarik minat masyarakat untuk mencoba layanan Pelita Air. Target ambisius Pelita Air adalah menjadi maskapai dengan jumlah penumpang terbanyak di Indonesia dalam 5-10 tahun ke depan.

4. Pendapatan Kian Menggurita

Peningkatan jumlah penumpang tentu akan berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan Pelita Air. Semakin banyak penerbangan dan penumpang yang dilayani, maka pendapatan maskapai ini juga akan terus menggurita.

Apalagi Pelita Air juga bisa menambah pendapatan dari layanan cargo atau kargo udara mengingat kebutuhan logistik antardaerah di Indonesia yang tinggi.

Dengan berbagai sumber pendapatan baru dari ekspansi bisnis, Pelita Air berpotensi menjadi unit bisnis yang sangat profitable bagi Pertamina ke depannya.

5. Berpotensi Jadi Maskapai Besar Indonesia

Jika eksekusi strategi pertumbuhan berjalan baik, bukan tidak mungkin Pelita Air bisa menjadi maskapai besar di Indonesia dalam waktu dekat.

Pelita Air diproyeksikan bakal bersaing ketat dengan maskapai besar existing seperti Garuda, Lion Air, Sriwijaya, dan lainnya. Persaingan ini tentu menguntungkan konsumen karena layanan penerbangan jadi lebih baik.

Jadi intinya, prospek Pelita Air di bawah Pertamina cukup cerah. Ini bisa menjadi bisnis baru yang menjanjikan bagi portofolio BUMN raksasa ini ke depannya.

Kesimpulan

Itulah pembahasan lengkap seputar Pelita Air yang kini dikuasai oleh Pertamina. Pengakuisisian Pelita Air oleh Pertamina merupakan langkah strategis untuk melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha ke sektor transportasi udara.

Dengan dukungan modal dan kekuatan finansial Pertamina, Pelita Air diproyeksikan akan terus berkembang pesat. Bahkan tidak menutup kemungkinan suatu saat bisa menjadi maskapai besar di Indonesia.

Kehadiran Pelita Air diperkirakan akan memperketat persaingan di industri penerbangan dalam negeri. Ini pada akhirnya akan menguntungkan konsumen karena operator akan terus berinovasi meningkatkan layanan mereka agar tetap kompetitif.

Demikian artikel lengkap dari saya tentang Pelita Air yang kini dikuasai Pertamina. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para pembaca. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Comments