Artikel Pendidikan

Mengenal Data Flow Diagram (DFD): Pengertian, Jenis, Fungsi & Contoh Sistem

Data Flow Diagram (DFD) adalah salah satu jenis diagram yang digunakan dalam analisis sistem. Diagram ini digunakan untuk memodelkan aliran data dan informasi di dalam sistem.

Pada awalnya, DFD dikembangkan oleh Larry Constantine, yang merupakan salah satu pengembang metodologi Structured Design pada tahun 1970-an. Dalam Structured Design, DFD digunakan untuk menggambarkan aliran data dalam suatu sistem, sehingga dapat membantu dalam pengembangan sistem yang lebih baik dan efisien.

Pada tahun 1980-an, James Martin mengembangkan konsep DFD dan memasukkannya ke dalam metodologi pengembangan sistemnya, yaitu Information Engineering. Konsep DFD kemudian dikenal secara luas dan digunakan dalam berbagai metodologi pengembangan sistem, seperti Structured Analysis and Design Technique (SADT) dan Object Oriented Analysis and Design (OOAD).

Hingga saat ini, DFD masih digunakan sebagai salah satu alat analisis sistem yang populer dan berguna. DFD membantu para analis sistem untuk memahami aliran data dalam suatu sistem, mengidentifikasi kelemahan dalam sistem, dan merancang sistem yang lebih baik dan efisien.

Pengertian Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah diagram yang digunakan untuk memodelkan aliran data dan informasi di dalam suatu sistem atau proses bisnis. DFD dapat menggambarkan bagaimana data diproses, disimpan, dan dikirimkan di dalam sistem.

DFD biasanya terdiri dari beberapa simbol, yaitu:

  1. Entitas: merepresentasikan sumber atau tujuan data, seperti pelanggan atau supplier.
  2. Proses: merepresentasikan aktivitas atau operasi yang dilakukan pada data, seperti pengolahan atau penyimpanan data.
  3. Aliran Data: merepresentasikan aliran data atau informasi dari satu entitas atau proses ke entitas atau proses lain.
  4. Penyimpanan Data: merepresentasikan tempat penyimpanan data, seperti database atau file.

DFD dapat digunakan untuk memodelkan sistem baru atau sistem yang sudah ada. DFD dapat membantu dalam mengidentifikasi masalah dalam sistem dan merancang sistem yang lebih efisien. Selain itu, DFD juga dapat membantu dalam komunikasi antara pengguna dan pengembang sistem.

Fungsi Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) memiliki beberapa fungsi penting dalam analisis sistem, antara lain:

  1. Memodelkan aliran data: DFD digunakan untuk memodelkan aliran data dan informasi dalam sistem atau proses bisnis. Hal ini memungkinkan para analis sistem untuk memahami dengan lebih baik bagaimana data diproses, disimpan, dan dikirimkan di dalam sistem.
  2. Identifikasi kelemahan sistem: DFD juga digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan atau masalah dalam sistem. Dengan memodelkan aliran data, para analis sistem dapat melihat dengan lebih jelas bagaimana data diproses dan dapat mengidentifikasi bagian-bagian sistem yang tidak efisien atau kurang optimal.
  3. Merancang sistem baru: DFD dapat digunakan untuk merancang sistem baru yang lebih baik dan efisien. Dengan memodelkan aliran data, para analis sistem dapat merancang sistem yang lebih mudah dipahami, lebih efisien, dan lebih efektif.
  4. Komunikasi antara pengguna dan pengembang: DFD dapat digunakan untuk membantu dalam komunikasi antara pengguna dan pengembang sistem. DFD dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang aliran data dalam sistem, sehingga pengguna dapat memberikan masukan yang lebih baik tentang kebutuhan mereka dan pengembang sistem dapat merancang sistem yang lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Dengan menggunakan DFD, para analis sistem dapat memahami dengan lebih baik aliran data dalam suatu sistem, mengidentifikasi masalah dalam sistem, dan merancang sistem yang lebih baik dan efisien.

Simbol dalam DFD

Berikut adalah beberapa simbol yang umum digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD):

  1. Entitas (External Entity): merepresentasikan sumber atau tujuan data yang berada di luar sistem. Simbol ini biasanya digambarkan sebagai kotak persegi panjang.
  2. Proses (Process): merepresentasikan aktivitas atau operasi yang dilakukan pada data, seperti pengolahan atau penyimpanan data. Simbol ini biasanya digambarkan sebagai lingkaran.
  3. Aliran Data (Data Flow): merepresentasikan aliran data atau informasi dari satu entitas atau proses ke entitas atau proses lain. Simbol ini biasanya digambarkan sebagai garis panah.
  4. Penyimpanan Data (Data Store): merepresentasikan tempat penyimpanan data, seperti database atau file. Simbol ini biasanya digambarkan sebagai kotak.
  5. Sinkronisasi (Control Flow): merepresentasikan pengontrolan aliran data antara proses-proses yang berbeda. Simbol ini biasanya digambarkan sebagai garis bergelombang.
  6. Terminal (Terminator): merepresentasikan titik awal dan titik akhir dari aliran data. Simbol ini biasanya digambarkan sebagai lingkaran kecil atau kotak kecil.
  7. Dependen (Dependency): merepresentasikan hubungan dependensi antara satu proses dengan proses lain dalam sistem. Simbol ini biasanya digambarkan sebagai garis putus-putus.

Simbol-simbol dalam DFD berfungsi untuk memodelkan aliran data dan informasi dalam sistem atau proses bisnis secara visual. Dengan menggunakan simbol-simbol ini, para analis sistem dapat memahami dengan lebih mudah bagaimana data diproses, disimpan, dan dikirimkan di dalam sistem.

Jenis-jenis DFD

Berikut adalah beberapa jenis Data Flow Diagram (DFD) yang umum digunakan:

  1. Context Diagram: DFD jenis ini digunakan untuk memodelkan tingkat paling tinggi dari sistem. Context Diagram hanya menunjukkan entitas-entitas eksternal yang terlibat dan bagaimana data mengalir di antara mereka. DFD jenis ini sering digunakan sebagai pendekatan awal dalam analisis sistem.
  2. Diagram Level 0: DFD jenis ini digunakan untuk memodelkan tingkat paling dasar dari sistem. Diagram ini menunjukkan entitas-entitas eksternal, proses-proses, dan aliran data antara mereka. Diagram Level 0 dapat dianggap sebagai gambaran keseluruhan dari sistem.
  3. Diagram Level 1: DFD jenis ini digunakan untuk memodelkan level kedua dari sistem. Diagram Level 1 memperlihatkan bagaimana aliran data pada Diagram Level 0 dibagi menjadi aliran data yang lebih rinci antara proses-proses. Diagram Level 1 sering digunakan untuk memperjelas aliran data yang kompleks pada Diagram Level 0.
  4. Diagram Level 2: DFD jenis ini digunakan untuk memodelkan level ketiga dari sistem. Diagram Level 2 memperlihatkan aliran data yang lebih rinci dari Diagram Level 1. Diagram ini sering digunakan untuk mengidentifikasi masalah atau kesalahan pada level yang lebih rinci.
  5. Balanced DFD: DFD jenis ini digunakan untuk memperlihatkan semua proses dan entitas secara seimbang. Dalam Balanced DFD, setiap proses memiliki input dan output yang setara dengan jumlah input dan output dari entitas-entitas eksternal.

Jenis-jenis DFD dapat digunakan untuk memodelkan sistem pada tingkat yang berbeda, mulai dari gambaran keseluruhan pada Context Diagram hingga detail pada Diagram Level 2. DFD jenis yang tepat harus dipilih tergantung pada tujuan analisis dan tingkat detail yang dibutuhkan.

Cara Membuat Data Flow Diagram (DFD)

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam membuat Data Flow Diagram (DFD):

  1. Identifikasi entitas-entitas eksternal yang terlibat dalam sistem. Entitas-entitas eksternal dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang terhubung dengan sistem yang sedang dianalisis.
  2. Identifikasi proses-proses yang terjadi pada sistem. Proses-proses dapat berupa aktivitas atau operasi yang dilakukan pada data, seperti pengolahan atau penyimpanan data.
  3. Identifikasi aliran data atau informasi yang terjadi di antara entitas-entitas eksternal dan proses-proses. Aliran data dapat berupa informasi yang dikirimkan dari satu entitas atau proses ke entitas atau proses lain.
  4. Identifikasi tempat penyimpanan data, seperti database atau file.
  5. Buat diagram konteks (Context Diagram) yang memperlihatkan entitas-entitas eksternal dan proses utama pada sistem. Diagram konteks hanya menunjukkan entitas-entitas eksternal, proses utama, dan aliran data antara mereka.
  6. Buat Diagram Level 0 yang memperlihatkan proses utama dan entitas-entitas eksternal pada level paling dasar. Diagram Level 0 harus menunjukkan aliran data antara proses dan entitas-entitas eksternal.
  7. Buat Diagram Level 1 yang memperlihatkan proses-proses dan aliran data yang lebih rinci dari Diagram Level 0. Diagram Level 1 harus menunjukkan aliran data antara proses-proses dan entitas-entitas eksternal.
  8. Buat Diagram Level 2, jika diperlukan, yang memperlihatkan detail yang lebih rinci dari Diagram Level 1.
  9. Pastikan setiap aliran data di dalam DFD memiliki label yang jelas dan deskripsi yang sesuai.
  10. Review dan evaluasi DFD dengan orang lain, seperti pengguna atau pemilik bisnis, untuk memastikan diagram telah memperlihatkan proses dan aliran data dengan akurat dan jelas.

Membuat Data Flow Diagram (DFD) membutuhkan pemahaman yang baik tentang sistem yang sedang dianalisis dan penggunaan simbol-simbol yang tepat. DFD dapat membantu analis sistem dan pemilik bisnis memahami sistem secara visual dan memperbaiki proses bisnis yang tidak efisien.

Contoh Penerapan DFD

Berikut ini adalah contoh penerapan Data Flow Diagram (DFD) pada sebuah sistem peminjaman buku di perpustakaan:

  1. Identifikasi entitas-entitas eksternal: Mahasiswa, Pustakawan, Sistem Keuangan.
  2. Identifikasi proses-proses: Pendaftaran Anggota, Peminjaman Buku, Pengembalian Buku, Pembayaran Denda.
  3. Identifikasi aliran data: Nama, NIM, Alamat, Jenis Buku, Tanggal Peminjaman, Tanggal Pengembalian, Jumlah Denda.
  4. Identifikasi tempat penyimpanan data: Database Anggota, Database Buku, Database Peminjaman, Database Keuangan.
  5. Buat diagram konteks (Context Diagram) yang memperlihatkan entitas-entitas eksternal dan proses utama pada sistem. Diagram konteks memperlihatkan bahwa Mahasiswa dapat melakukan pendaftaran anggota, peminjaman buku, dan pengembalian buku, sedangkan Pustakawan dapat mengelola database anggota, buku, dan peminjaman. Sistem Keuangan memproses pembayaran denda.
  6. Buat Diagram Level 0 yang memperlihatkan proses utama dan entitas-entitas eksternal pada level paling dasar. Diagram Level 0 memperlihatkan aliran data antara proses dan entitas-entitas eksternal. Diagram Level 0 memperlihatkan bahwa Pendaftaran Anggota dapat diinisiasi oleh Mahasiswa, dan Peminjaman dan Pengembalian Buku dapat diinisiasi oleh Mahasiswa dan Pustakawan.
  7. Buat Diagram Level 1 yang memperlihatkan proses-proses dan aliran data yang lebih rinci dari Diagram Level 0. Diagram Level 1 memperlihatkan detail dari Pendaftaran Anggota, Peminjaman Buku, Pengembalian Buku, dan Pembayaran Denda.
  8. Buat Diagram Level 2, jika diperlukan, yang memperlihatkan detail yang lebih rinci dari Diagram Level 1.
  9. Pastikan setiap aliran data di dalam DFD memiliki label yang jelas dan deskripsi yang sesuai.
  10. Review dan evaluasi DFD dengan orang lain, seperti pengguna atau pemilik bisnis, untuk memastikan diagram telah memperlihatkan proses dan aliran data dengan akurat dan jelas.

DFD dapat membantu memperlihatkan aliran data dan proses pada sistem yang kompleks, sehingga memudahkan dalam identifikasi masalah dan perbaikan proses bisnis.

Comments