Artikel Kesehatan

Asupan Makanan yang Memenuhi Kebutuhan Vitamin D Perhari

Vitamin D merupakan salah satu vitamin penting yang larut dalam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mengatur metabolisme dan penyerapan nutrisi. Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium, fosfor, magnesium, vitamin yang larut dalam lemak, zat besi, dan bromelain. Selain itu, membantu dalam pencegahan dan pengurangan penyakit tulang dan gejala terkait seperti osteoporosis, rakhitis, edema, tendonitis, dan sindrom iritasi usus besar. Ini juga membantu mengurangi risiko kanker tertentu juga. Kebutuhan harian vitamin D tidak ditetapkan, karena berbeda dari orang ke orang tergantung pada paparan sinar matahari. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin D harian, seseorang harus mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D3 atau mengonsumsi suplemen vitamin D. Makanan yang kaya vitamin D3 antara lain telur, susu, ikan berlemak, sereal, minyak hati, jamur, kacang-kacangan, bibit gandum, bayam, beberapa buah dan sayuran. Di sisi lain, makanan yang mengandung vitamin D2 termasuk minyak ikan, wortel, mentega, keju, susu, kacang polong, kentang, bayam, dan ubi. Seseorang dapat memperoleh vitamin D dari kalsium makanan, karena membantu dalam penyerapan vitamin lain. Namun, orang yang tidak mendapatkan jumlah kalsium makanan yang cukup harus mempertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen vitamin D. Fungsi utama vitamin D adalah menjaga kondisi tulang. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan melemahnya tulang. Oleh karena itu, penting untuk tetap memeriksa kebutuhan vitamin D harian. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan beberapa penyakit termasuk osteoporosis, kanker, dan kanker usus besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko penyakit ini, penting untuk memastikan bahwa Anda menjaga berat badan yang sehat dan mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup. Risiko kekurangan vitamin D meningkat di antara orang dewasa yang lebih tua, karena mereka lebih sering terpapar sinar matahari. Selain itu, mereka lebih mungkin mengalami obesitas, penyakit yang umum terjadi pada orang gemuk. Diperkirakan lebih dari 25% orang gemuk di seluruh dunia berusia 20 tahun atau lebih. Kebutuhan vitamin D harian yang tepat sangat penting untuk pencegahan obesitas.
Salah satu cara untuk meningkatkan kebutuhan vitamin D harian adalah melalui konsumsi makanan yang kaya vitamin D dan turunannya, yaitu cholecalciferol. Beberapa makanan yang baik termasuk ikan, telur, susu, jamur, dan bayam. Untuk orang dewasa yang lebih tua, suplemen vitamin D harian sangat penting untuk mengoptimalkan kesehatan mereka dan mencegah patah tulang. Salah satu cara untuk meningkatkan kebutuhan vitamin D harian adalah melalui konsumsi makanan yang kaya vitamin D dan turunannya, yaitu cholecalciferol. Beberapa makanan yang baik termasuk ikan, telur, susu, jamur, dan bayam. Vitamin D disintesis dalam tubuh dari prekursornya, yang disebut kalsiferol. Pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua, itu disintesis oleh aktivitas rumah kalsifikasi utama, endokrin. Penentuan kadar kalsium dalam darah menggunakan teknologi baru merupakan metode yang ideal untuk menentukan kadar vitamin D dalam darah, karena metode pengujian saat ini hanya mengukur konsentrasi serum kalsiferol. Metode yang menggunakan metode biopsi baru atas dasar penentuan kadar 25 (oh) D dalam serum sekarang lebih disukai oleh sebagian besar peneliti. Pengukuran serum vitamin D dilakukan dengan menggunakan teknologi baru yang disebut exogenous lucite, yang digunakan untuk menentukan penyerapan vitamin D di usus dan untuk mengukur bioavailabilitas vitamin D. Bioavailabilitas vitamin D dapat dihitung sebagai tingkat seberapa banyak vitamin D yang dicerna diserap oleh tubuh. Hasil penting dari analisis ini adalah perkiraan kebutuhan vitamin D harian, yang dikonfirmasi oleh analisis konsentrasi plasma kalsiferol. Kesimpulan analisis menunjukkan bahwa kebutuhan vitamin D harian 1500 unit internasional per hari dianggap sebagai tingkat normal untuk orang yang sehat. Namun, data tentang suplementasi menunjukkan bahwa persentase tinggi orang yang tinggal di iklim utara Kanada dan Alaska mungkin memerlukan lebih sedikit susu yang diperkaya vitamin D atau makanan lain untuk memenuhi kebutuhan vitamin D mereka. Salah satu hasil yang paling menarik dari penelitian ini adalah bahwa kebutuhan harian vitamin D lebih tinggi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara tingkat obesitas dan kekurangan vitamin D. Semakin tinggi indeks massa tubuh, semakin rendah kebutuhan vitamin D. Oleh karena itu, disarankan agar penggunaan vitamin D dapat mengurangi risiko kelebihan berat badan atau obesitas dan juga mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.

Comments