Artikel Kesehatan

Mengapa Perut Bayi Sering Berbunyi? Penjelasan dan Cara Mengatasinya

Perut bayi yang sering berbunyi bisa jadi hal yang membuat orang tua khawatir. Apalagi jika disertai dengan tangisan atau gelisah, tentu saja orang tua menjadi bingung harus berbuat apa. Sebenarnya, perut bayi yang berbunyi itu adalah hal yang wajar terjadi pada bayi. Namun, terkadang perlu juga diwaspadai jika bunyi di perut terjadi terus-menerus dan disertai dengan gejala lain.

Pada artikel ini, kita akan bahas lebih lengkap mengenai penyebab perut bayi berbunyi dan bagaimana mengatasinya agar si kecil tetap merasa nyaman. Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Penyebab Perut Bayi Sering Berbunyi

Sebenarnya, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan perut bayi sering berbunyi atau kembung. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

1. Sistem pencernaan bayi yang belum sempurna

Salah satu alasan paling umum kenapa perut bayi sering berbunyi adalah karena sistem pencernaannya yang masih belum sebaik orang dewasa. Organ-organ pencernaan bayi masih sangat muda dan sensitif.

Mulai dari lambung, usus, hingga kolonnya masih berkembang. Alhasil, proses pencernaan makanan pada bayi juga belum seefektif orang dewasa. Makanan yang masuk ke dalam lambung bayi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna.

Ketika makanan sulit dicerna dengan baik, gas akan terbentuk di dalam saluran pencernaan. Gas inilah yang akan menimbulkan bunyi berisik dari perut si kecil. Semakin banyak gas yang terperangkap, semakin sering pula perut bayi akan berbunyi.

2. ASI atau susu formula yang mengalir di usus

Saat bayi menyusu, baik dari ASI maupun susu formula, cairan tersebut akan langsung mengalir masuk ke dalam lambung dan usus si kecil. Aliran ASI atau susu formula ini bisa menimbulkan gelembung udara di sepanjang saluran cerna.

Apalagi jika si bayi menelan udara saat menyusu. Udara yang tertelan ini akan ikut masuk bersama ASI/susu ke dalam saluran pencernaan dan menyebabkan perut berbunyi.

Cara bayi menyusu yang kurang benar, seperti tidak menempelkan bibir dengan rapat ke puting susu, bisa meningkatkan risiko ia menelan udara saat menyusu. Akibatnya, ASI atau susu formula yang masuk ke perut bayi akan dicampur dengan udara dan menimbulkan gas.

3. Perut kembung karena gas

Gas atau angin yang terperangkap di dalam perut bayi bisa membuat perut si kecil kembung dan berbunyi. Gas ini bisa berasal dari proses pencernaan makanan atau karena bayi menelan udara saat makan.

Jika gas tidak bisa dilepaskan dengan sendirinya lewat kentut atau sendawa, maka gas akan menumpuk di dalam saluran cerna. Akibatnya, perut bayi akan semakin kembung dan berbunyi karena terganggu oleh gas di dalamnya.

4. Pergerakan usus normal

Pergerakan usus atau peristaltik usus yang normal sebenarnya juga bisa menimbulkan bunyi di perut bayi. Saat usus berkontraksi untuk mendorong makanan dan sisa pencernaan melewati saluran cerna, getaran dan gesekan yang timbul bisa menghasilkan suara.

Maka dari itu, jangan langsung panik begitu mendengar perut bayi Anda berbunyi. Bisa jadi itu hanya suara normal dari usus bayi yang sedang bekerja mencerna dan mengeluarkan makanan serta sisa-sisa pencernaan. Selama bunyi yang timbul tidak disertai dengan tangisan atau gelisah berlebihan pada si kecil, itu masih dianggap normal.

5. Terlalu kenyang

Menyusui bayi hingga terlalu kenyang juga bisa memicu perutnya berbunyi setelahnya. Saat kekenyangan, lambung dan usus bayi akan penuh terisi ASI atau susu.

Aliran cairan yang berlebihan ini bisa menimbulkan gas dan gelembung di sepanjang saluran cerna. Ditambah lagi, bayi yang kekenyangan cenderung akan menelan lebih banyak udara saat menyusu. Udara yang tertelan ini akan membuat perut si kecil semakin kembung.

Nah, itu dia beberapa penyebab yang bisa membuat perut bayi sering berbunyi atau kembung. Pada umumnya, selama bunyi di perut tidak disertai dengan tangisan atau gelisah berlebihan, hal tersebut masih dianggap wajar.

Namun, perlu juga diwaspadai jika bunyi di perut disertai dengan gejala-gejala lain yang tidak normal pada bayi.

Kapan Perlu Waspada pada Perut Bayi yang Berbunyi

Meski bunyi di perut adalah hal lumrah pada bayi, ada kalanya orang tua juga perlu waspada. Jika bunyi di perut bayi terjadi terus-menerus dan disertai gejala lain, itu bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan tertentu.

Beberapa gejala yang harus diwaspadai antara lain:

  • Perut bayi kembung disertai tangisan dan gelisah berlebihan
  • Sering muntah setelah menyusu
  • Buang air besar cair atau diare
  • Demam tinggi
  • Perut terlihat bengkak dan keras saat disentuh

Jika gejala-gejala tersebut muncul bersamaan dengan perut bayi yang terus berbunyi, sebaiknya segera bawa si kecil ke dokter. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan seperti:

Usus buntu

Usus buntu atau atresia ani terjadi jika bayi lahir dengan lubang dubur yang tertutup. Kondisi ini menyebabkan gas dan feses tidak bisa dilepaskan dari tubuh. Akibatnya, perut bayi akan terus membesar karena terisi penuh gas dan feses.

Alergi protein susu sapi

Bayi yang alergi protein susu sapi akan mengalami kesulitan mencerna ASI atau susu formula yang mengandung protein susu. Alhasil, perutnya kembung, sering berbunyi, dan disertai diare karena susah menyerap nutrisi dengan baik.

Usus terpuntir

Usus terpuntir atau volvulus terjadi jika sebagian usus melilit dan terpuntir. Kondisi ini menghambat aliran makanan dan feses di usus, sehingga menimbulkan kembung berlebihan disertai muntah. Perut bayi akan terlihat membesar dan sangat keras jika diraba.

Laktosa intoleransi

Bayi dengan lactose intolerance kesulitan mencerna gula susu (laktosa) yang terkandung dalam ASI atau susu formula. Akibatnya, asupan ASI/susu tidak tercerna dengan baik dan menimbulkan gas serta kembung di perut bayi.

Nah, itulah beberapa kondisi serius yang perlu diwaspadai jika perut bayi terus 

berbunyi disertai gejala lainnya. Segera bawa bayi ke dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter akan melakukan diagnosa dan memberikan penanganan yang tepat sesuai penyebabnya.

Dengan penanganan medis yang benar, masalah pencernaan pada bayi bisa segera diatasi. Si kecil pun akan kembali ceria dan nyaman.

Cara Mengatasi Agar Perut Bayi Nyaman

Nah, setelah tahu penyebab perut bayi berbunyi, sekarang saatnya kita bahas cara mengatasinya. Berikut adalah beberapa tips praktis meredakan perut bayi yang kembung atau berbunyi agar si kecil tetap nyaman:

1. Pijat lembut perut bayi

Memijat lembut perut bayi bisa membantu melepaskan gas dan meredakan kembung. Gunakan gerakan memutar dengan tekanan ringan mengikuti arah jarum jam. Pijatan ini dapat merilekskan otot perut dan memperlancar sirkulasi pencernaan bayi.

Lakukan pijatan ini setelah menyusui atau ketika perut bayi terlihat kembung. Jangan terlalu keras saat memijat perut bayi agar tidak melukai organ dalamnya.

2. Ganti posisi menyusui

Cara bayi menempelkan mulut ke payudara ibu saat menyusu bisa memengaruhi seberapa banyak udara yang tertelan. Oleh karena itu, ganti posisi menyusui agar bayi menempel dengan benar dan tidak menelan terlalu banyak udara.

Beberapa posisi yang direkomendasikan antara lain posisi madu (perut bayi menempel badan ibu), posisi bola rugby (kepala bayi ditahan dengan lengan), dan posisi berbaring miring (ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan).

3. Beri waktu istirahat setelah menyusui

Jangan langsung menidurkan atau menggendong bayi setelah menyusui. Beri waktu minimal 10-15 menit agar si kecil bisa sendawa dan melepaskan udara yang tertelan.

Sendawa akan lebih mudah keluar jika bayi duduk atau setengah berbaring daripada langsung tidur telentang. Sendawa juga bisa melepaskan gas dalam perut bayi dan mengurangi kembung.

4. Kurangi asupan makanan pencetus gas

Jika menyusui dengan ASI, ibu disarankan menghindari makanan yang dapat memicu gas seperti kubis, brokoli, dan kacang-kacangan. Zat dalam makanan tersebut bisa masuk ke ASI dan menimbulkan gas pada bayi.

Untuk susu formula, pilihlah produk yang mudah dicerna dan rendah gas. Konsultasikan dengan dokter untuk tahu formula mana yang paling sesuai untuk sistem pencernaan bayi.

5. Obati penyebab lain seperti ASI lambat mengalir

Jika penyebab kembung adalah karena bayi menelan udara akibat kesulitan menghisap ASI, obati masalah susah mengalirnya ASI. Ibu bisa melakukan pijat laktasi, kompres hangat di payudara, atau minum jamu galactagogue untuk memperlancar pengeluaran ASI.

Nah, dengan menerapkan cara-cara di atas, diharapkan perut bayi akan lebih nyaman dan jarang berbunyi lagi. Tetap perhatikan kondisi si kecil, jika perutnya masih sering berbunyi meski sudah diterapi, segera bawa ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.

Kesimpulan

Perut bayi yang sering berbunyi adalah hal yang wajar, tapi juga perlu diwaspadai jika disertai gejala abnormal. Beberapa penyebab umum antara lain sistem pencernaan bayi yang belum sempurna, menelan udara saat menyusu, hingga kembung gas.

Kapan harus waspada? Jika perut bayi terus berbunyi disertai tangisan, muntah, diare, atau demam. Ini bisa jadi tanda masalah kesehatan tertentu seperti alergi susu atau usus terpuntir.

Untuk mengatasi agar perut bayi nyaman, orang tua bisa menerapkan pijat lembut, ganti posisi menyusui, atur waktu istirahat setelah menyusu, hingga kurangi makanan pencetus gas. Jika masih berlanjut, segera bawa ke dokter.

Demikian artikel lengkap seputar penyebab dan cara mengatasi perut bayi yang sering berbunyi. Semoga informasi ini bisa membantu orang tua lebih paham kondisi si kecil. Jaga kesehatan buah hati dengan memberikan asupan makanan bergizi serta perhatikan tanda-tanda abnormal pada bayi. Selamat menerapkan!

Comments