Artikel Kesehatan

Mengapa Buang Air Besar Bayi Bisa Berwarna Hijau? Ini 5 Penyebabnya

Image description

Hai Mamah dan Papah! Pernahkah Anda memergoki buang air besar si kecil berwarna hijau? Wah, tentu saja hal ini bisa membuat kita panik dan bertanya-tanya apakah ini pertanda ada masalah kesehatan pada si kecil.

Tenang dulu, jangan panik! Tinja bayi warna hijau sebenarnya adalah kondisi yang cukup umum terjadi, lho. Meski begitu, tetap saja kita perlu waspada dan mengetahui penyebab pastinya agar bisa memberikan perawatan yang tepat.

Nah, tulisan ini akan bahas lebih lengkap mengenai 5 penyebab umum mengapa buang air besar bayi bisa berwarna hijau. Yuk, kita simak satu per satu ya Mamah dan Pahpah!

Penyebab 1: Ketidakseimbangan Konsumsi Foremilk dan Hindmilk

Penyebab paling umum munculnya warna hijau pada tinja bayi adalah ketidakseimbangan konsumsi foremilk dan hindmilk.

Apa sih itu foremilk dan hindmilk?

Jadi gini, ASI itu terdiri dari 2 jenis, yaitu:

  • Foremilk: Bagian ASI yang keluar di awal saat bayi mulai menyusu. Foremilk biasanya berwarna jernih dan encer.

  • Hindmilk: Bagian ASI yang keluar di akhir saat bayi selesai menyusu. Hindmilk lebih kental dan kaya akan lemak.

Nah, jika si kecil hanya mendapatkan foremilk tanpa cukup hindmilk, ini bisa jadi penyebab utama tinja berubah warna menjadi hijau.

Mengapa begitu? Karena foremilk mengandung lebih banyak laktosa atau gula susu. Sementara hindmilk lebih kaya lemak dan nutrisi lainnya. Jika bayi kekurangan lemak dan nutrisi dari hindmilk, sisa laktosa dari foremilk ini tidak tercerna dengan baik dan dapat mempengaruhi warna tinja.

Oleh karena itu, pastikan si kecil mendapatkan cukup asupan hindmilk juga setelah menyusu. Caranya antara lain dengan menyusui dari satu payudara hingga kosong sebelum pindah ke payudara lainnya. Atau jika menyusui dari kedua payudara, pastikan si kecil menyusu cukup lama di setiap payudara.

Dengan begitu, si kecil bisa mendapatkan hindmilk yang penting untuk kesehatannya.

Penyebab 2: Indikasi Bayi Menderita Penyakit

Selain faktor ASI, tinja bayi berwarna hijau juga bisa menjadi indikasi si kecil menderita penyakit tertentu, seperti:

  • Infeksi Saluran Pencernaan

Infeksi yang menyerang saluran pencernaan, seperti diare atau sembelit, dapat mempengaruhi proses pencernaan dan absorbsi nutrisi pada bayi. Akibatnya, zat-zat dalam makanan tidak tercerna dengan sempurna dan berdampak pada warna tinja yang dihasilkan.

  • Alergi atau Intoleransi Makanan

Bayi yang alergi atau intoleran terhadap jenis protein tertentu juga berisiko mengalami gangguan pencernaan. Misalnya intoleransi laktosa yang umum terjadi pada bayi. Kondisi ini dapat mempengaruhi metabolismenya dan pada akhirnya mempengaruhi warna tinja.

Jadi, waspadai jika buang air besar bayi mendadak berubah warna menjadi hijau. Segera ajak si kecil berkonsultasi dengan dokter anak untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang sedang dialaminya.

Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, insyaAllah si kecil bisa pulih dengan cepat.

Penyebab 3: Faktor Kandungan Foremilk atau Hindmilk

Meski si kecil mendapatkan asupan ASI secara cukup dan seimbang, terkadang faktor kandungan foremilk atau hindmilk juga bisa mempengaruhi warna buang air besar bayi.

Bagaimana bisa?

Nah, kadang ada kondisi di mana produksi ASI ibu dominan mengandung foremilk dibandingkan hindmilk. Entah karena faktor kesehatan ibu atau yang lainnya.

Akibatnya, meski si kecil menyusu cukup lama, tetap saja asupan hindmilk-nya tidak mencukupi. Kekurangan lemak dan nutrisi dari hindmilk ini yang kemudian bisa membuat warna tinja bayi jadi hijau.

Begitu juga sebaliknya, jika produksi ASI seorang ibu justru terlalu banyak mengandung hindmilk, kadar lemaknya bisa melebihi kebutuhan si kecil. Akibatnya, lemak berlebih ini tidak diserap dengan baik dan dapat mempengaruhi metabolisme serta warna tinja bayi.

Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan menjaga pola makan dan kesehatannya agar produksi ASI tetap seimbang. Jika diperlukan, konsultasikan kondisi ini dengan dokter atau ahli gizi ya Mamah.

Penyebab 4: Bayi Sensitif dan Alergi

Selain faktor ASI, ternyata makanan yang dikonsumsi ibu menyusui juga berpotensi mempengaruhi warna buang air besar si kecil lho Pahpah.

Bagaimana bisa?

Begini, ada beberapa bayi yang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap jenis makanan tertentu. Misalnya alergi susu sapi, gandum, atau kacang-kacangan.

Nah, jika ibu mengonsumsi makanan yang memicu alergi atau sensitivitas si kecil, zat-zat dari makanan tersebut tetap bisa masuk ke dalam ASI yang diproduksi.

Akibatnya, tubuh si kecil bereaksi dan mengalami gangguan pencernaan. Hal ini pada akhirnya dapat mempengaruhi metabolisme dan warna tinja bayi.

Maka dari itu, jika menyusui sebaiknya ibu berhati-hati mengonsumsi makanan yang berpotensi memicu alergi pada si kecil. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter mengenai jenis makanan apa saja yang perlu dihindari agar ASI tetap aman dikonsumsi buah hati.

Penyebab 5: Diare

Penyebab lain yang tak kalah penting diperhatikan adalah jika si kecil sedang mengalami diare.

Saat bayi diare, frekuensi dan konsistensi buang air besar tentu jadi berubah. Selain lebih sering dan cair, warna feses juga bisa berubah menjadi hijau.

Hal ini disebabkan karena saat diare, usus bayi bekerja lebih cepat dari biasanya untuk mengeluarkan feses. Akibatnya, empedu (cairan yang membantu pencernaan dan berwarna hijau) tidak sempat diserap dengan baik.

Maka dari itu, tinja bayi yang diare cenderung berwarna hijau karena mengandung empedu yang berlebihan.

Jadi, jika buang air besar bayi mendadak hijau disertai gejala diare seperti lebih encer dan sering, segera bawa si kecil ke dokter ya Mamah Pahpah. Dokter akan memberikan penanganan dan obat yang tepat agar si kecil bisa pulih dari diarenya.

Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai 5 penyebab umum mengapa buang air besar bayi bisa berubah warna menjadi hijau. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuan dan membuat Mamah Pahpah lebih waspada ya.

Sebagai kesimpulan, meski warna hijau pada tinja bayi umum terjadi, tetap perlu kewaspadaan dan konsultasi ke dokter jika disertai gejala penyakit lain. Selalu jaga kesehatan dan perhatikan asupan gizi si kecil agar tetap tumbuh kembang secara optimal.

Semoga info ini bermanfaat ya Mamah dan Pahpah!

Comments