Info Umum

Aqiqah Anak Laki-Laki: Apakah Harus Menggunakan Kambing Jantan atau Boleh Kambing Betina?

Hai para orang tua dan calon orang tua, apa kabar? Semoga baik-baik saja ya.

Di artikel ini, kita akan membahas tentang aqiqah anak laki-laki, terutama terkait apakah harus menggunakan kambing jantan atau boleh juga kambing betina. Aqiqah merupakan tradisi dalam Islam yang dilakukan setelah kelahiran seorang anak, jadi penting untuk kita pahami baik-baik agar bisa melaksanakannya dengan benar.

Simak penjelasan lengkapnya berikut ini ya!

Pengertian Aqiqah dalam Islam

Pertama, kita perlu pahami dulu apa sebenarnya aqiqah itu. Aqiqah secara bahasa berarti memotong atau menyembelih. Dalam istilah agama Islam, aqiqah adalah penyembelihan hewan (biasanya kambing atau domba) pada hari ke-7 setelah kelahiran seorang bayi, kemudian dagingnya dibagikan kepada orang miskin sebagai sedekah.

Nah, aqiqah ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia yang telah diberikan berupa kelahiran seorang anak. Aqiqah juga bentuk pengorbanan dan amal kebaikan dari orang tua si anak.

Meski aqiqah tidak diwajibkan dalam Islam, namun sangat dianjurkan karena banyak manfaat yang bisa didapatkan.

Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Aqiqah

Lantas, apa saja sih tujuan dan manfaat melaksanakan aqiqah? Berikut penjelasannya:

  • Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan bersyukur atas nikmat yang diberikan
  • Memuji nikmat Allah SWT yang telah memberikan karunia anak
  • Sebagai bentuk penebusan dosa dan perlindungan anak dari bahaya di dunia
  • Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW
  • Menjadi sumber berkah dan rezeki bagi keluarga si anak
  • Menjadi harapan mendapat kebaikan di dunia dan akhirat

Jadi intinya, aqiqah itu bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendoakan yang terbaik bagi si anak yang baru lahir itu. Tentu sebagai orang tua, kita ingin anak kita selalu dalam lindungan Allah SWT bukan?

Asal Usul Tradisi Aqiqah dalam Islam

Aqiqah sebenarnya bukan tradisi yang muncul begitu saja dalam Islam. Aqiqah merupakan sunnah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri ketika cucu-cucunya Hasan dan Husain lahir.

Diceritakan bahwa Nabi menyembelih seekor domba untuk aqiqah cucu-cucunya tersebut pada hari ke-7 setelah kelahiran mereka. Nah, dari situlah tradisi aqiqah ini menjadi populer dan dilestarikan hingga saat ini.

Sebelum Islam datang, masyarakat Arab Jahiliah dulu juga memiliki tradisi serupa, yaitu mengoleskan darah hewan yang disembelih ke tubuh bayi yang baru lahir. Namun, Islam melarang praktik ini karena dianggap tidak higienis dan tidak manusiawi.

Maka, Nabi Muhammad SAW mengubah tradisi tersebut menjadi aqiqah seperti yang kita kenal sekarang ini, yaitu penyembelihan hewan pada hari ke-7 kelahiran dan pembagian dagingnya untuk orang miskin.

Pandangan yang Menyarankan Kambing Jantan untuk Aqiqah Anak Laki-Laki

Nah, setelah paham asal muasal dan tujuan aqiqah, sekarang kita bahas inti permasalahannya, yaitu terkait jenis kambing yang harus digunakan.

Ada pandangan dalam Islam yang menyarankan untuk menggunakan kambing jantan dalam ber-aqiqah untuk anak laki-laki. Alasannya adalah karena anak yang dilahirkan laki-laki, maka hewan yang disembelih juga sebaiknya jantan.

Pandangan ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW:

"Untuk anak laki-laki (disembelih) dua ekor kambing yang serupa dan untuk anak perempuan (disembelih) seekor kambing." (HR. Bukhari)

Dari hadits ini, ada yang berpendapat bahwa karena disebutkan "dua ekor kambing yang serupa" untuk anak laki-laki, maka yang dimaksud adalah dua ekor kambing jantan.

Namun, sebenarnya hadits ini tidak secara gamblang menyebutkan harus kambing jantan. Yang jelas, untuk aqiqah anak laki-laki disembelih dua ekor kambing, sementara untuk perempuan cukup satu ekor.

Pendapat Ulama: Boleh Kambing Jantan atau Betina

Meski ada pandangan seperti itu, sebenarnya mayoritas ulama sepakat bahwa dalam aqiqah tidak ada ketentuan baku soal jenis kelamin kambing yang harus digunakan.

Ulama Mazhab Syafi'i dan Hambali menyatakan bahwa kambing jantan maupun betina sama-sama boleh digunakan dalam aqiqah, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.

Begitu pula Ulama Mazhab Maliki dan Hanafi berpendapat sama, yaitu tidak ada ketentuan gender khusus untuk kambing yang dijadikan aqiqah. Baik kambing jantan maupun betina diperbolehkan.

Jadi secara umum, para ulama sepakat bahwa yang terpenting dalam aqiqah adalah niat dan pelaksanaannya, bukan jenis kelamin kambingnya.

Yang perlu diperhatikan adalah:

  • Usia kambing minimal 1 tahun
  • Sehat, tidak cacat fisik
  • Berat badan ideal, tidak terlalu kurus atau gemuk

Selain itu, ada juga ulama yang berpendapat bahwa sebaiknya kambing betina tidak sedang bunting atau menyusui anaknya. Hal ini untuk menghindari penyia-nyiaan anak kambing dalam kandungan atau yang masih menyusu.

Kesimpulan: Boleh Kambing Jantan atau Betina

Jadi kesimpulannya, menurut mayoritas ulama, dalam aqiqah anak laki-laki sebenarnya boleh menggunakan kambing jantan atau betina.

Tidak ada ketentuan baku yang mewajibkan harus kambing jantan untuk aqiqah anak lelaki. Yang terpenting, orang tua niatkan sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT dan ibadah mendekatkan diri kepada-Nya.

Bagi orang tua yang mampu, dianjurkan menyembelih kambing sesuai jenis kelamin anak, yaitu dua ekor kambing jantan untuk anak laki-laki. Tapi jika tidak mampu, tetap boleh gunakan kambing betina.

Pertimbangkan kondisi keuangan keluarga dalam memilih jenis kambingnya. Jangan memaksakan diri berhutang hanya demi kambing jantan. Karena yang utama adalah niat dan pelaksanaannya.

Semoga artikel ini bermanfaat. Sehat-sehat selalu untuk kalian semua!

Comments