Artikel Pendidikan

Apa Itu Microservice? - Memahami Konsep Dalam Software Development

Image description

Kamu pasti sering mendengar kata microservice saat membicarakan tentang software development atau bahkan di seminar maupun workshop yang membahas topik seputar teknologi. Namun, apakah kamu sudah memahami benar apa itu microservice?

Kali ini, kita akan membahas konsep microservice dalam software development secara mendalam mulai dari pengertian, cara kerja, keuntungan, hingga tantangan yang dihadapi. Yuk, simak penjelasannya!

Apa Itu Microservice?

Microservice adalah salah satu pendekatan dalam arsitektur software development yang bertujuan untuk memecah sebuah aplikasi menjadi berbagai bagian atau modul kecil yang dapat berjalan sendiri-sendiri secara mandiri. Setiap modul tersebut dapat diatur dan diprogram secara independen dengan teknologi yang berbeda-beda, sehingga dapat mengoptimalkan performa dan ketahanan aplikasi.

Cara Kerja Microservice

Microservice dapat diilustrasikan sebagai banyaknya mesin yang masing-masing mempunyai satu fungsi khusus, misalnya, pengiriman pesan, pembayaran, dan pencarian data. Fungsi-masing mesin tersebut dapat dikembangkan, diuji, dan dioperasikan secara terpisah. Berkat pemecahan aplikasi menjadi beberapa bagian yang independen inilah, microservice memungkinkan pengembangan aplikasi yang lebih cepat dan mudah.

Contoh sederhana, misalkan sebuah website toko online yang terdiri dari berbagai modul seperti halaman depan, keranjang belanja, pilihan pembayaran, tracking pengiriman, dan sebagainya. Masing-masing modul tersebut dijalankan dalam server yang berbeda-beda, dan terhubung satu sama lain melalui jaringan. Dengan adanya microservice dalam arsitekturnya, setiap modul dapat dikembangkan secara independen dengan teknologi yang berbeda-beda sehingga pencapaian tujuan aplikasi dapat lebih ditingkatkan.

Keuntungan Microservice

1. Skalabilitas yang Mudah

Dalam infrastruktur microservice setiap bagian dapat diskalakan secara mandiri, meskipun satu bagian terkena beban lebih. Sebagai contoh, ketika toko online-nya terkena lonjakan permintaan dalam waktu singkat, modul yang berkaitan dapat diskalakan sendiri tanpa harus mempengaruhi bagian yang lain.

2. Tingkat Keterpisahan Tinggi

Ketika sebuah aplikasi menggunakan arsitektur microservice maka setiap mesin atau bagian yang menyusun aplikasi tersebut tidak tergantung satu sama lainnya. Oleh sebab itu, kalau terdapat kesalahan ataupun perubahan dalam satu bagian maka bagian yang lain tetap beroperasi secara mandiri.

3. Mempermudah Pemeliharaan dan Debugging

Dalam arsitektur microservice, setiap mesin atau modul dapat dikembangkan dan dioperasikan secara terpisah, sehingga mempermudah dalam debugging dan pemeliharaan. Selain itu, bila suatu modul terjadi kegagalan, maka modul tersebut dapat diperbaiki tanpa harus melakukan perubahan pada sistem secara keseluruhan.

4. Memudahkan Pengelolaan Data dan Kode

Modul-modul yang terpisah tersebut memfokuskan pada tugas tertentu sehingga lebih mudah untuk mempelajari dan memahami kode, dan modul aplikasi, sehingga memungkinkan pengembang untuk lebih mudah dalam melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan di dalamnya.

5. Peningkatan Performa dan Ketahanan Aplikasi

Masing-masing modul dalam arsitektur microservice berjalan sendiri dan dapat diatur dengan teknologi yang berbeda-beda. Hal ini memungkinkan pengembang untuk mengoptimalkan kinerja masing-masing modul sehingga performa dan ketahanan aplikasi dapat terjaga secara maksimal.

Tantangan dalam Implementasi Microservice

Walaupun arsitektur microservice mempunyai banyak keuntungan, dalam implementasinya juga mempunyai beberapa tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam implementasi microservice:

1. Complex System

Dalam arsitektur microservice, sistem menjadi kompleks karena terdiri dari beberapa modul yang hadir secara terpisah. Perlu adanya desain yang jelas dan spesifikasi yang rinci agar sistem tidak menjadi terlalu kompleks.

2. Masalah Synchronization

Dikarenakan setiap modul beroperasi secara mandiri, maka masing-masing memasukkan data ke dalam database. Masalah yang dihadapi adalah masalah sinkronisasi antar database. Perlu disertakan mekanisme yang baik untuk menjaga konsistensi data dalam database.

3. Mengatasi Masalah Keamanan

Dalam arsitektur microservice terdapat banyak titik yang mempunyai potensi bahaya keamanan. Anda harus menambal dan memperbarui sistem secara teratur untuk menjamin keamanan.

4. Memperbarui Dampak Keseluruhan Sistem

Jika penggunaan teknologi yang lama telah diaktifkan di satu atau lebih bagian dari arsitektur microservice, maka perlu mempertimbangkan perubahan pada satu bagian dan dampaknya terhadap bagian lain dari sistem.

Kesimpulan

Arsitektur microservice saat ini menjadi solusi yang cukup populer dalam pengembangan aplikasi. Dalam arsitektur microservice, sebuah aplikasi terdiri dari beberapa modul kecil yang dapat berjalan sendiri-sendiri dengan teknologi yang berbeda-beda. Pendekatan ini memudahkan pengembangan aplikasi dan meminimalkan downtime pada satu bagian. Meskipun ada tantangan dalam penggunaannya, jika diimplementasikan dengan tepat, arsitektur microservice bisa membawa banyak manfaat bagi bisnis Anda.

Itulah penjelasan mengenai apa itu microservice, cara kerja, keuntungan, dan tantangan dalam penggunaannya. Semoga artikel ini dapat membuka pemahaman Anda mengenai bagaimana sebuah aplikasi dapat dibangun dalam arsitektur microservice. Terima kasih sudah membaca!

Comments